itulah hari kemerdekaan kita..... Merdeka!”
Demikianlah rasanya belum hilang hingar bingar perayaan kemerdekaan negara Indonesia yang tetap sederhana. Di dusun-dusun, masyarakat beramai-ramai mengadakan lomba tarik tambang, panjat pinang, makan kerupuk, lari kelereng dan masih banyak lagi. Sepertinya tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat dengan segala kesederhanaannya tetap memperingati ulang tahun RI sekalipun dalam kondisi yang memprihatinkan. Sebab beberapa minggu sebelumnya, “Buummmm!” Lagi-lagi bom. Rasa-rasanya belum genap setahun perstiwa di Bali, bom dengan kekuatan yang hampir sama kembali meledak di ibukota. Kali ini JW Marriot, sebuah hotel berkelas internasional menjadi sasarannya. Entah berhubungan atau tidak dengan peristiwa di Bali, yang jelas tetap memakan korban manusia. Rasa aman makin jauh dirasakan.
Ditambah lagi kekeringan yang melanda sebagian besar wilayah tanah air. Wong cilik harus mengambil air berpuluh kilo untuk minum, atau terpaksa menggadaikan peralatan rumah tangga mereka sekedar untuk menyambung hidup sehari-hari.
Negara kita memang telah 58 merdeka dari penindasan bangsa lain. Namun pada dimensi waktu yang berbeda, bangsa Indonesia dalam alam reformasinya, masih saja ada yang belum dapat merasakan kemerdakaannya yang sejati. Bagaimanakah kita umat Kristiani?
Sebagai kepunyaan Allah yang diciptakan sangat baik di mata-Nya, tentu kita setuju untuk tidak pernah membenarkan tindakan apapun yang dengan sengaja menyudahi kemerdekaan hidup orang lain, sesama kita. Atau makin membelenggu pihak-pihak yang tertindas.
Baiklah, masih dalam semangat 17-an, Holistik yang akan kami turunkan pada edisi ini umumnya masih melanjutkan edisi sebelumnya. Salah satunya dalam artikel lepas, pak Iskandar masih akan melanjutkan tema “Teologi Penciptaan”. Kami juga akan menyajikan aktivitas kami dalam 3 bulan terakhir bersama tim dalam upaya memantapkan capacity building dengan beberapa mitra kerja di Gereja Kristen Sumba dan beberapa rencana berikutnya.
Akhirnya, dari Cemara 23, redaksi mengucapkan selamat membaca dan sekali merdeka tetap merdeka!
(bagian II)
oleh : Iskandar Saher
KEJATUHAN
Ciptaan yang diciptakan oleh Tuhan pada mulanya baik. Tak ada satupun yang tidak baik atau rusak. Tapi pada kenyataannya saat ini kita melihat banyak kerusakan. Hutan menjadi gundul, sehingga mengakibatkan banjir dan tanah longsor yang membuat manusia kelaparan karena sawah dan kebunnya musnah, serta rumahnya hancur. Kita menyebut ini bencana alam. Sebetulnya ini bukan bencana alam, tapi bencana manusia, karena manusialah yang membuat hutan gundul yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Banyak lagi kerusakan yang terlihat dalam hidup keseharian. Ada pencemaran lingkungan, manusia yang saling membunuh dan menindas, hewan yang saling memangsa, kerusakan moral dan sistem di dalam masyarakat, berbagai penyakit sampai yang terakhir kita dengar disebabkan oleh cikumunyu dan virus SARS. Dari manakah datangnya semua yang jahat ini? Dalam cerita penciptaan kita tidak membaca bahwa Tuhan menciptakan yang jahat. Karena itu tidak diciptakan, lalu dari mana?
Alkitab menjawab pertanyaan ini dengan cerita kejatuhan Adam dan Hawa ke dalam dosa. Dosa menjadi penyebab dari ciptaan yang baik menjadi rusak. Tetapi seringkali kita sulit melihat hubungan antara dosa dengan kerusakan lingkungan, budaya, atau sistem dalam masyarakat kita. Dosa seringkali hanya terkait dengan masalah moral; dan itupun masih kita persempit lagi dengan masalah seksual, judi, mencuri, tidak pergi ke gereja. Hal ini terjadi karena kita mempersempit lingkup ciptaan Tuhan sehingga juga mempersempit lingkup pengaruh dosa. Dosa hanya menyangkut urusan pribadi kita dengan Tuhan dalam hal moral. Pandangan dunia yang didasarkan Alkitab melihat pengaruh dosa itu seluas ciptaan itu sendiri.
Lingkup Kejatuhan
Alkitab memberi gambaran tentang akibat dari kejatuhan Adam dan Hawa. Kejatuhan berdampak pada seluruh ciptaan, sehingga tidak ada bagian dari ciptaan yang tidak dikenai oleh dosa. Hal ini menjadi jelas seperti yang ditulis oleh Rasul Paulus bahwa “segala mahluk (the whole creation) sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.” (Rom 8:22) Kata “segala mahluk” ini menunjuk pada seluruh ciptaan, bukan hanya manusia. Kejatuhan Adam dan Hawa membuat seluruh ciptaan, yang pada waktu diciptakan dalam keadaan baik, menjadi tidak baik. Pada dasarnya pengaruh ini terlihat dalam apapun, di manapun dan kapanpun di dalam dunia ini terdapat ketidakbaikan. Hanya kebanyakan dari kita sulit membayangkan bahwa pohon atau hewan dipengaruhi oleh dosa Adam dan Hawa. Kesulitan ini terjadi karena kita melihat dosa sebagai tindakan, bukan sebagai kondisi.
Ajaran Alkitab menunjukkan bahwa pengaruh kejatuhan mengenai seluruh ciptaan. Cerita tentang kejatuhan dalam Kejadian pasal 3 dan tulisan Rasul Paulus dalam Rom. 8:19-22 memberikan petunjuk tentang hal ini. Setelah Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, selain mereka berdua yang menerima akibatnya maka ular juga dikutuk (Kej. 3:14), juga tanah (3:17), dan struktur hubungan antara manusia dengan ular menjadi hubungan yang bermusuhan (3:15). Akibat dari dosa kata Tuhan kepada ular: “… dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan engkau makan seumur hidupmu.” (3:14) Tidak jelas sebelum dikutuk bagaimana ular berjalan dan dia makan apa. Tapi kalimat kutukan ini memberi petunjuk bahwa sebelum dikutuk ular belum menjalar dengan perut dan tidak makan debu tanah. Yang jelas dalam cerita ini adalah bahwa ular menjadi seperti sekarang karena akibat dari dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa. Ini berarti struktur tubuh ular dan sistem pencernaannya berubah karena dosa, sebab sekarang dia harus berjalan dengan perut dan harus mencerna debu tanah. Norma sosial juga jadi kurang ditaati setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa. Kain dan Habel yang seharusnya saling mengasihi, ternyata saling dengki dan berakhir dengan pembunuhan Habel oleh Kain (Kej. 4:8). Ini semua untuk menunjukkan bahwa begitu kuatnya pengaruh kejatuhan manusia ke dalam dosa pada seluruh ciptaan. Oleh sebab itu Rasul Paulus mengatakan bukan hanya manusia yang menantikan keselamatan, tetapi seluruh mahluk.
Sebagai manusia kita kesulitan untuk mengetahui apa persisnya wujud dosa dalam kehidupan non manusia, dan apakah mereka juga merasakan dosa itu. Namun Alkitab memberikan gambaran bahwa semuanya dikenai oleh dosa. Semua benda dirusak oleh dosa, begitu juga struktur benda, struktur hubungan antar ciptaan dan norma sosial. Hanya jika kita perhatikan dengan seksama, barulah dapat juga kita melihat dampak dosa itu dalam kehidupan non manusia.
Dalam benda dan strukturnya kita dapat melihat pengaruh dosa. Misalnya ada benda-benda yang rusak atau tidak sesuai dengan keinginan Allah pada saat ia diciptakan. Contohnya adanya kambing yang lahir hanya berkaki dua atau berkaki lima; ada bayi yang sejak lahir cacat; ada tumbuhan yang seharusnya pohonnya tinggi tetapi tidak pernah menjadi tingi. Ini semua tidak sesuai dengan struktur waktu diciptakan Allah, sebab keinginan Allah adalah kambing selalu berkaki empat, bayi lahir sehat dan lengkap anggota badannya, dan pohon-pohon ada yang diciptakan tinggi. Semua penyimpangan terhadap struktur yang sesungguhnya bukan datang dari Allah, melainkan sesuatu muncul sebagai akibat dari dosa, sehingga setiap kali kita melihat sesuatu yang seharusnya baik tetapi ternyata tidak baik, itu berasal dari pengaruh dosa.
Pengaruh dosa terhadap struktur hubungan antar benda juga dapat kita lihat. Semua bentuk hubungan yang menyimpang berasal dari pangaruh dosa, sebab pada saat Allah menciptakannya semua hubungan itu baik. Misalnya hubungan antar manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam, pada saat diciptakan semua itu baik, tapi setelah jatuh ke dalam dosa struktur hubungan itu rusak. Kain dan Habel, dua orang saudara kandung yang harusnya saling mengasihi, ternyata saling membunuh (Kej. 4). Begitu juga hubungan antara manusia dengan alam menjadi hubungan yang tidak serasi, yaitu tanah dikutuk (Kej. 3:17), serta hubungan antara manusia dengan ular menjadi hubungan bermusuhan. Dalam kehidupan kita saat ini rusaknya struktur hubungan antar benda (baik antar manusia dengan manusia, manusia dengan ciptaan lainnya dan hubungan antar ciptaan bukan manusia) semakin hari semakin jelas terlihat. Saling membunuh dan mengekploitasi antar manusia, alam menjadi ancaman bagi hidup manusia akibat ulah manusia. Dalam kehidupan benda-benda non manusia misalnya hewan saling membunuh, dan tumbuhan saling memangsa. Pada saat diciptakan semua hubungan ini dikatakan “baik”, dalam arti tidak saling memusuhi. Hanya setelah masuknya dosa barulah hubungan ini menjadi tidak, atau kurang, baik.
Selain struktur hubungan ini menjadi rusak, pengaruh dosa juga membuat struktur hubungan itu dimanfaatkan secara tidak benar. Manipulasi hubungan ini terjadi karena ulah manusia. Misalnya dalam hubungan antara bumi dengan benda yang mempunyai berat (massa), bahwa benda itu akan jatuh ke bumi (karena adanya gaya tarik bumi) kadang dimanfaatkan oleh manusia untuk menjebak hewan di hutan atau dipakai untuk membuat lobang yang bisa dipakai untuk menjebak manusia lain. Hubungan seksual yang diciptakan oleh Tuhan sebagai hubungan yang baik dapat dimanfaatkan untuk membuka tempat pelacuran sehingga bisa mendapatkan uang untuk diri sendiri. Jadi pengaruh dosa terhadap struktur hubungan antar benda ini adalah bahwa selain struktur hubungan itu tidak sebaik pada saat diciptakan ia juga dapat digunakan untuk tujuan yang tidak baik; tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Pengaruh dosa terhadap norma sosial adalah bahwa setelah masuknya dosa ke dalam dunia maka norma sosial itu kurang ditaati. Semula manusia diciptakan untuk saling mengasihi, tapi nyatanya lebih banyak yang saling bermusuhan. Permusuhan ini bukan hanya terjadi antara orang yang saling tidak mengenal, melainkan juga antar saudara kandung bahkan antara orang tua dengan anak. Ini juga bentuk dari dosa yang hadir dalam hubungannya dengan norma sosial.
Ini semua ingin menunjukkan bahwa pengaruh dosa itu seluas ciptaan. Ini semua ingin memperlihatkan bahwa semua yang diciptakan oleh Allah (benda, struktur benda, struktur hubungan antar ciptaan, dan norma sosial) dipengaruhi oleh dosa yang masuk melalui kejatuhan Adam dan Hawa. Namun ini tidak berarti bahwa ciptaan sekarang menjadi identik dengan dosa.
Antara ciptaan dan dosa masih tetap ada jarak, dan keduanya masih dapat dibedakan. Misalnya hubungan permusuhan antara hewan dengan manusia tidak menghapus bahwa masih ada hubungan yang baik, misalnya antara manusia dengan kucing atau anjing. Begitu juga adanya pelacuran tidak membuat hubungan suami-istri menjadi tidak baik semuanya. Wolters menggambarkan dosa itu seperti karikatur terhadap ciptaan. Kalau kita melihat karikatur kita masih dapat mengenali maksud dari gambar karikatur itu, tapi ia nampak lebih jelek. Misalnya karikatur yang menggambarkan presidan Amerika Serikat dengan gigi peluru kendali. Kita masih bisa mengenal bahwa yang dimaksud oleh karikatur itu adalah presiden AS, tapi dia lebih jelek dari yang sesungguhnya.
Struktur & Arah
Gambaran tentang dosa sebagai karikatur di atas membawa kita pada struktur dan arah dalam dosa. Struktur mengacu pada tatanan ciptaan itu sendiri, sedangkan arah menunjuk pada pemanfaatan dari ciptaan oleh manusia. Arah ini terkait langsung dengan penampakan dosa dan penyelamatan.
Kalau kita kembali pada apa yang diciptakan, kita ingat bahwa salah satu yang diciptakan oleh Allah adalah struktur (benda dan hubungan antar ciptaan). Dosa membuat struktur mahluk ada yang rusak, dan struktur hubungan di antaranya juga rusak. Di atas sudah dikatakan bahwa ada kambing yang lahir berkaki dua, atau bayi manusia lahir tanpa anus atau pohon menjadi kerdil. Ini semua terjadi karena masuknya dosa, sehingga ada di antara ciptaan yang strukturnya menjadi rusak. Ini adalah sesuatu yang umum. Maksudnya, kalau seorang bayi lahir cacat belum tentu itu karena dosa orang tuanya. Namun, karena dunia ini sudah berdosa, maka bisa saja ada bayi yang lahir cacat. Seandainya dulu Adam dan Hawa tidak jatuh ke dalam dosa, maka tidak akan ada kemungkinan bayi lahir cacat. Dosa membuka kemungkinan bahwa struktur ciptaan itu tidak lagi baik seperti pada saat diciptakan.
Pada pihak lain, dosa juga nampak dalam arah untuk apa sesuatu itu dilakukan. Segala yang dilakukan bukan untuk kemuliaan Tuhan itu adalah penampakan dosa. Arah yang bukan untuk kemuliaan Tuhan, tidak terkait langsung dengan rusak tidaknya struktur ciptaan.
Agar lebih jelas kita ambil satu contoh. Misalnya tangan kita yang sehat. Tangan kita baik, tapi tangan yang baik ini dapat dimanfaatkan untuk mencelakai orang lain; umpamanya menampar orang atau dipakai untuk mencopet. Tangan ini menjadi berdosa karena pemanfaatannya bukan untuk kemuliaan Tuhan. Atau hubungan seksual itu pada dasarnya tidak salah, karena itu sesuatu yang diciptakan Tuhan dengan baik, tapi arahnya menjadi dosa kalau hubungan seksual dilakukan dalam rangka pelacuran. Jadi strukturnya (dalam contoh ini: tangan atau nafsu seksual) masih baik, hanya arahnya (yaitu bagaimana ciptaan Tuhan itu digunakan) yang berdosa. Jadi dosa nampak dalam arah tindakan manusia yang tidak untuk kemuliaan Tuhan.
Penampakan dosa dalam arti arah yang tidak memuliakan Tuhan ini tidak hanya terbatas dalam struktur manusia dengan segala aspeknya, tetapi juga dalam struktur hubungan dengan ciptaan lain. Dalam hal struktur manusia, jelas misalnya menjadi tindakan dosa apabila apapun dalam tubuh manusia digunakan bukan untuk kemuliaan Tuhan. Mata, misalnya, jadi berdosa arahnya kalau dipakai untuk melihat hal-hal yang tidak baik. Perasaan juga menjadi berdosa kalau yang dipupuk hanya rasa benci. Namun, selain itu dalam hubungan dengan ciptaan lain juga arahnya bisa berdosa.
Perlakuan manusia terhadap ciptaan lain banyak menampakkan arah berdosa. Di atas sudah diberikan contoh manusia menggunakan gaya gravitasi untuk membunuh sesamanya dengan cara membuat lobang jebakan. Masih banyak contoh lain lagi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh-contoh juga bisa kita lihat dari lembaga sosial. Misalnya lembaga keluarga dapat dijadikan seperti lembaga bisnis, karena anak-anak diperas tenaganya seperti buruh oleh orang tuanya. Lembaga pendidikan dijadikan lembaga untuk mencari keuntungan. Masih panjang lagi daftar yang dapat kita buat tentang hal ini. Ini adalah contoh-contoh yang jelas dan kita amini sebagai tindakan dosa.
Ada pula perbuatan manusia dalam hubungannya dengan orang dan ciptaan lain yang sebetulnya arahnya bukan untuk kemuliaan Tuhan, tapi kurang kita lihat sebagai dosa, walaupun sesungguhnya itu dosa. Pada dasarnya perbuatan dosa adalah segala perbuatan yang tidak memperlakukan ciptaan sebagaimana Tuhan inginkan. Misalnya Tuhan ingin agar kita menghasilkan CO2 untuk kepentingan tumbuhan, tapi yang kita berikan CO dari pembuangan knalpot kendaraan bermotor dan cerobong pabrik. Alam, yang menurut Tuhan untuk kepentingan seluruh umat manusia, ditebang oleh segelintir orang untuk menambah kekayaannya. Pohon dan terumbu karang yang harusnya tumbuh dengan tenang dan damai, kita hancurkan. Bahkan dalam peternakan modern saat ini sapi tidak lagi diperlakukan sebagai sapi. Sapi yang mestinya menginjak tanah dan makan rumput, tapi dalam peternakan modern sapi tinggal di ruangan seumur hidupnya dan diberi makan makanan dan hormon yang membuat dia siap dijual dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Tindakan-tindakan seperti ini kurang kita sadari sebagai tindakan dosa, walaupun sesungguhnya ini adalah dosa karena arah dari tindakan itu bukan untuk kemuliaan Tuhan, atau tidak memperlakukan ciptaan lain sesuai dengan keinginan Tuhan, melainkan untuk kemuliaan kita dan sesuai dengan keuntungan kita.
Dosa, memang jauh lebih luas dari sekedar mengenai manusia, apalagi hanya jiwa manusia. Tindakan dosa tidak dapat dibatasi pada dosa pribadi dan hanya menyangkut hal-hal moral. Semua perilaku yang membuat ciptaan Tuhan yang baik menjadi tidak baik, semua tindakan yang memanfaatkan ciptaan yang baik untuk maksud yang tidak baik, semua sikap yang melihat ciptaan yang baik sebagai tidak baik, dapat dikategorikan sebagai dosa. Konkretnya, semua perilaku yang merusak ciptaan, baik itu merusak sesama manusia, benda-benda, struktur hubungan antar benda dan norma sosial adalah dosa. Penghancuran alam, perusakan norma sosial dan melanggar sepuluh firman Tuhan, sama-sama perbuatan dosa. Semua tindakan yang menggunakan ciptaan Tuhan yang baik untuk tujuan yang tidak baik, seperti menggunakan akal untuk mengakali orang lain, memakai getah pohon untuk meracuni mahluk hidup, sama berdosanya dengan tidak mentaati firman Tuhan. Semua sikap yang merendahkan sesama dan tidak peduli pada ciptaan Tuhan lainnya sama saja berdosanya dengan tidak menghormati Tuhan. Dosa, jauh lebih luas dari sekedar tindakan yang tidak benar yang menyangkut bidang moral.
Pada pihak lain, dosa juga nampak di dalam tindakan bersama manusia. Urusan dosa bukan hanya urusan pribadi “saya dengan Tuhan,” tapi juga tindakan di dalam kehidupan konkret di tengah masyarakat dan bersama dengan masyarakat. Dosa nampak dalam sistem dan peraturan yang dibuat oleh manusia yang mengeksploitasi ciptaan lainnya dan merusak ciptaan Tuhan. Dosa bisa ada di dalam hukum yang dibuat oleh manusia, dalam sistem pendidikan, dalam lembaga keluarga, dalam lembaga gereja, dalam sistem perdagangan, dalam sistem politik dll. Dosa dapat mewujud dalam semua hasil karya manusia.Kerusakan akibat dosa jauh lebih luas daripada yang selama ini kita bayangkan. Dosa merasuki seluruh ciptaan, karena itu dosa itu seluas ciptaan. Inilah sebabnya maka penyelamatan juga harus terjadi seluas ciptaan itu.
-----------------------------------------------------------------
AKTIVITAS KITA
1. Kunjungan P3H ke Sinode GKS
Pada tanggal 1-5 Juni 2003, Iskandar Saher dan Nick Armstrong berkunjung ke Sinode GKS. Kunjungan selama 5 hari ini dilakukan dalam rangka memfasilitasi pembuatan rencana kerjaa GKS 2004-2006. Semula direncanakan Klaas Aikes (Program Officer Asia-Pasific Desk Uniting Protestant Churches of the Netherlands) ikut serta, tetapi karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkan dan keadaan politik yang kurang mendukung, ia tidak bisa datang. Meski demikian, diskusi yang diadakan di gedung sinode GKS di Waingapu, berlangsung sangat partisipastif, dengan melibatkan seluruh perangkat sinode GKS untuk menentukan serta menggali potensi-potensi yang ada di GKS. Pertemuan ini menghasilkan konkretisasi rumusan Visi & Misi GKS yang diambil dari GBKU GKS, menentukan masalah kritis dan meneruskan prioritas program pelayanan GKS hingga tahun 2006.
2. Pelatihan CCI di Waingapu, Sumba
Untuk menjawab kebutuhan menguatkan kapasitas lembaga (Institutional Capacity Building), P3H bekerjasama dengan Yayasan Kuda Putih Sejahtera (KPS), yayasan milik sinode Gereja Kristen Sumba, mengadakan pelatihan Community Capacity Indicator (CCI) pada tanggal 19-21 Juni 2003 lalu. Pelatihan yang digelar di gedung sinode GKS ini difasilitasi oleh dua orang staf CRWRC dari Bangladesh/India yakni Kohima Daring dan Nancy TenBroek. Tujuan dari pelatihan ini selain dalam rangka menguatkan kapasitas lembaga juga untuk mengetahui kapasitas masyarakat, indikatornya serta cara mengukur kapasitas tersebut. Pelatihan ini diikuti sekitar 30 orang dari beberapa lembaga swadaya masyarakat lokal selain KPS baik di Waingapu, Sumba Timur, maupun Waikabubak, Sumba Barat. Seringkali lembaga tidak menyadari bahwa kelompok masyarakat binaan perlu mengetahui kapasitasnya sekaligus mengukurnya untuk mengetahui keberhasilan kelompok melalui indikator-indikator yang telah ditetapkan bersama. Sekalipun fasilitator menyampaikan materi dengan bahasa Inggris, namun pelatihan berjalan cukup lancar dan interaktif karena adanya penterjemah dan metode cerita yang dipakai cukup membantu peserta memahami penyampaian.
3. Pelatihan Keuangan Lembaga Dengan Sistem Quickbooks
Masih dalam rangka Capacity Building, kali ini P3H mengadakan pelatihan keuangan dengan basis Quickbooks. Sebagai fasilitator adalah Monika Rum Mahanani, staf CRWRC Indonesia. Pelatihan diadakan di gedung Sinode GKS pada tanggal 11-14 Agustus 2003 dan diikuti oleh 7 orang peserta dari Yayasan KPS dan Sinode GKS. Quickbooks adalah sistem keuangan lembaga yang lebih mudah digunakan karena dapat memudahkan akses informasi keuangan lembaga dengan lebih cepat, sekalipun laporan tersebut adalah laporan tahun terdahulu. Para peserta pelatihan adalah staf keuangan di dua lembaga tersebut yang telah menguasai dasar Excel sebelumnya. Ini memudahkan penyampaian materi karena basic Quickbooks juga berawal dari pembuatan kas dalam Excel. Pelatihan ini langsung dengan praktik, karena itu setiap peserta langsung berada di depan komputer selama pelatihan.
4. Pembangunan Bendungan di Mamasa
Terhitung sejak bulan Juni lalu, saudara-saudara kita di Yayasan Tallu Bulina Gereja Toraja Mamasa (GTM) mengerjakan pekerjaan bendungan yang sejak tahun 2002 mengalami kerusakan akibat bencana banjir. Bendungan ini terletak di desa Tawalian, Kecamatan Sesenapadang sekitar 3 km dari ibukota kabupaten. Nantinya, bendungan ini akan mengairi lahan sawah sebanyak 300 Ha yang ada di 2 desa yaitu Desa Tawalian dan Desa Rantetangnga. Sebelumnya, penduduk dari dua desa ini, rata-rata adalah buruh tani, hampir selama satu tahun tidak bisa menanam padi akibat rusaknya bendungan ini. Manfaat yang akan didapatkan oleh penduduk di dua desa ini selain untuk pertanian juga diharapkan dapat menambang pasir untuk kepentingan pembangunan di Kabupaten Mamasa. Proses perampungan bendungan ini dilakukan sepanjang bulan Juli hingga Agustus. Pada musim tanam tahun ini diharapkan para petani sudah dapat memanfaatkan tanah pertanian mereka kembali.
5. Bahan PA Siap Cetak
Setelah beberapa waktu tertunda karena kesibukan masing-masing anggota tim, akhirnya draft bahan PA telah siap dicetak untuk selanjutnya didistribusikan ke anggota P3H di enam Sinode. Sebelumnya, tim harus menunggu hasil pembahasan Dewan Pengurus Harian P3H terhadap draft ini. Diharapkan dengan adanya bahan PA ini, nantinya jemaat di gereja anggota P3H khususnya, terbantu dalam melakukan pemahaman alkitab melalui refleksi kehidupan sehari-hari. Metode yang dipakai dalam pembuatan bahan PA ini adalah metode pembelajaran orang dewasa. Pada dasarnya orang dewasa sudah tahu tentang dirinya, karena pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. Oleh sebab itu orang dewasa cenderung tidak mau diajari. Berdasarkan pemahaman ini maka PA ini tidak disiapkan untuk menggurui, melainkan peserta menemukan sendiri makna firman Tuhan dalam hidup mereka sehari-hari. Dengan metode ini yang aktif adalah peserta, sedangkan pemimpin hanya bertindak sebagai fasilitator saja.
6. Iskandar Saher berkunjung ke UPCN
Pada tgl. 18-20 Agustus 2003 Iskandar Saher diundang berkunjung ke kantor Uniting Protestan Church of the Netherlands (PCN=gabungan dari GKN,NHK & Gereja Lutheran) di Utrecht, Belanda. Kunjungan ini dilakukan dalam rangka perjalanan Iskandar, sebagai Koordinator JESL-CRWRC Asia, ke Nigeria menghadiri retreat tahunan JESL-CRWRC. Dalam kunjungan ini dilakukan pertemuan dengan Bpk. Klaas Aikes dan Ibu Lin Tjeng. Pertemuan dengan Bpk. Aikes adalah untuk membicarakan hubungan bilateral PCN dengan GKS, sedangkan dengan Ibu Lin Tjeng dibicarakan kemungkinan membantu PCN dalam hubungan kersajamanya dengan Sinode Am Gereja-gereja (SAG) Sulutteng.
7. Rencana Kunjungan P3H ke Gereja Kristen Toraja Mamasa
Untuk memfasilitasi pembuatan perencanaan kerja kedepan Gereja Toraja Mamasa (GTM), Dirlak P3H, Iskandar Saher dan Nick Armstrong akan berkunjung ke Mamasa pada 3-8 November. Selain memfasilitasi pembuatan rencana kerja GTM, P3H juga merencanakan akan melakukan pelatihan penulisan proposal permohonan dana. Diharapkan dari perkunjungan ini, nantinya kapasitas lembaga dapat semakin ditingkatkan baik dalam hal struktur kegerejaan maupun kemampuan pencarian sumber-sumber dana yang potensial bagi kelangsungan pelayanan.
---------------------------------------------------------------------------
BERBAGI
KEMITRAAN
CRWRC/P3H & YAYASAN KPS-GKS
1. Pendahuluan:
Yayasan KPS merupakan salah satu alat pelayanan Gereja Kristen Sumba (GKS) yang didirikan sejak tahun 1991 yang lalu. Secara Akta Notaris sebagai lembaga yang mendapatkan legalitas formal oleh Pemerintah terbentuk pada tgl 1 Desember 1992 dengan akta no. 23; kemudian akta ini diperbaharui kembali sesuai dengan UU Pemerintah RI No. 16 tahun 2001 tentang YAYASAN maka, KPS mengubah Anggaran Dasarnya dan telah dinotariskan dengan Akta nomor 43 tertanggal 30 Agustus 2002 serta didaftarkan di Pengadilan Negeri Waingapu, Sumba Timur pada tanggal 30 Januari 2003.
Dalam pelaksanaan tugas pelayanan Yayasan KPS sejak tahun 1991 s/d tahun 2001 lebih terfokus pada Program Pengembangan dan Peningkatan Ekonomi masyarakat kecil dan jemaat di lingkungan GKS. Sejak tahun 2002 dan seterusnya Program KPS tetap melakukan program di bidang ekonomi ( Micro Enterprise Development) karena program ini merupakan program prioritas dan kritis, namun juga mengerjakan program-program yang sifatnya holistik sesuai kebutuhan masyarakat maupun program emergency.
2. Awal Kerjasama
Sebelum Sidang Sinode GKS ke 38 di Waikabubak pada bulan Juni 2002 yang lalu nama P3H sudah terdengar dilingkungan GKS; karena salah satu pejabat di tingkat Sinode GKS pada waktu itu merupakan salah satu anggota Pengurus P3H ( Bpk. Pdt. Octavianus Anduwtju).
Pusat Pengembangan Pelayanan Holistik (P3H) yang berkantor di Salatiga (Jateng) merupakan suatu Jaringan Kerja yang dibentuk atas dasar komitmen beberapa Gereja untuk melayani berbagai program secara holistik sesuai kebutuhan gereja dan jemaat tentunya.
Menjelang sidang Sinode GKS tersebut, management Yayasan KPS telah mendapatkan informasi tentang P3H ini melalui buletin-buletin yang diperoleh maupun melalui akses internet di web site CRWRC, USA. Peluang informasi ini dimanfaatkan oleh Management Yayasan KPS-GKS untuk melakukan kontak langsung dengan Direktur Pelaksana (Dirlak) P3H/CRWRC Indonesia dalam memperkenalkan Yayasan KPS sebagai alat pelayanan GKS di Sumba.
Atas undangan GKS kepada P3H untuk menghadiri Sidang Sinode GKS ke 38 tersebut, maka Pengurus dan Pimpinan serta staff Management P3H dapat menghadiri Sidang Sinode tersebut sekaligus melakukan kunjungan kerja ke Kantor Yayasan KPS dan ke beberapa proyek Yayasan dibidang pengembangan ekonomi masyarakat.
Setelah mengetahui secara nyata dilapangan bahwa, Yayasan KPS lebih terfokus pada masalah pembangunan ekonomi orang kecil dan adanya saling komunikasi yang intensif antar lembaga maka; kedua lembaga bersepakat baik secara formal maupun non formal merencanakan beberapa kegiatan jangka pendek di Sumba dan menciptakan hubungan kemitraan dengan Partner CRWRC di USA.
Sebagai LSM tentunya Yayasan KPS akan tetap berupaya secara maksimal dapat bekerjasama dengan berbagai lembaga baik di dalam negeri maupun di luar negeri yang mempunyai tujuan dan sasaran yang sama dalam upaya mengangkat harkat dan martabat orang kecil (wong cilik). Kerjasama itu dapat saja terjadi baik melalui gereja atau non gereja; karena banyak juga LSM-LSM Internasitonal tidak berafiliasi dengan Gereja dan mereka cenderung langsung pada lembaga lokal sebagai implementing project, namun demikian pelayanan mereka adalah Pelayanan Kasih sebagai lembaga “Kristen”.
Dari berbagai informasi tersebut diatas maka terciptalah Kerjasama yang konkrit antara Yayasan KPS dan P3H serta CRWRC pada tgl 28 Juni 2002 melalui suatu pertemuan formal di Kantor KPS di Waingapu, Sumba – NTT. Kerjasama antar lembaga yang sudah terjalin ini memuat beberapa hal pokok penting antara lain :
· Adanya saling kepercayaan antar lembaga.
· Adanya komunikasi yang intensif dan efektif.
· Penyajian data secara transparan.
· Penguatan kelembagaan dan –
· Partisipatif Masyarakat dan Jemaat.
3. PROGRAM KERJASAMA :
Sebelum kunjungan kerja P3H ke Sumba maka salah satu kegiatan penting yang telah melibatkan Yayasan KPS oleh P3H pada bulan Mei 2002 adalah Pelatihan Manajement Kelompok dalam program MED di Yayasan WKP di Bali; pelatihan ini juga diikuti oleh beberapa lembaga Sinode termasuk GKS dan Yayasan partner P3H di Indonesia.
Kemudian pada bulan Mei 2003 dalam Kerjasama P3H dan GKS telah melaksanakan Lokakarya Program Kerja GKS untuk program tahun 2003 – 2006; selang beberapa waktu kemudian dalam Kerjasama KPS dan CRWRC maka pada Juni 2003 dilanjutkan dengan Pelatihan Indikator Pemberdayaan masyarakat yang melibatkan beberapa LSM Kristen di Sumba dan staf Sinode GKS; dan pada tgl 11 s/d 14 Agustus 2003 dilaksanakan lagi suatu pelatihan khusus untuk staf Management Keuangan Yayasan KPS dan Kantor Sinode GKS dalam Otomasi komputer melalui Quickbooks program. Direncanakan juga oleh Yayasan KPS pada akhir tahun 2003 ini dalam kerjasamanya dengan CRWRC akan melakukan lokakarya tentang Program KPS untuk 5 – 10 tahun ke depan; outputnya diharapkan KPS dapat menyusun rencana strategis atau Master Plan. Lokakarya ini akan melibatkan Pengurus dan Management KPS, Gereja, Pimpinan Jemaat dan tokoh-tokoh masyarakat, dll.
4. PENCAPAIAN & DAMPAK PELAYANAN :
Dalam Kerjasama KPS-GKS dan P3H/CRWRC dalam 6 bulan terakhir ini telah menunjukkan hasil-hasil yang positif antara lain : Terciptanya Kerjasama antara Partners Christian Development (PCD) dengan Yayasan KPS dalam Program Micro Enterprice Development (MED) di Wilayah Pelayanan KPS di Sumba Barat. Kemudian, dalam beberapa waktu yang akan datang KPS juga akan bekerjasama dengan CRCA untuk program MED.
Dampak dari berbagai program kerjasama yang sudah berlangsung efektif dalam tahun 2003 ini yaitu :
· Telah terjadi realisasi bantuan modal skala kecil kepada masyarakat di beberapa wilayah di Sumba barat, baik secara kelompok maupun individu.
· Pelatihan-pelatihan masyarakat dibidang kewirausahaan.
· Adanya teori penerapan dalam mengukur kapasitas kelompok di masyarakat dari beberapa LSM yang telah mengikuti Pelatihan Indikator Pemberdayaan Masyarakat.
· Terciptanya 4 pokok program prioritas Sinode GKS berdasarkan GBKU, yang diharapkan dapat dilaksanakan oleh GKS sejak tahun 2003 – 2006 yang akan datang.
· Management staff keuangan KPS dan Kantor GKS dapat melaksanakan system otomasi komputer keuangan secara cepat dan tepat melalui program Quickbooks dalam penyajian data keuangan lembaga baik untuk kepentingan lembaga maupun untuk kebutuhan pihak lain.
5. MASALAH-MASALAH :
Sejak Yayasan KPS-GKS bekerjasama dengan P3H atau dengan CRWRC belum ada masalah-masalah yang mendasar dalam proses dan pelaksanaan hubungan multilateral ini. Karena prinsip utama yang dianut pada lembaga kerjasama ini adalah: kredibilitas, keterbukaan, kemauan dalam bersharing program dan menangkap peluang-peluang yang ada. Suasana kekeluargaan diantara pekerja sosial ini baik dari tingkat eksekutif sampai pada level staff selalu diharapkan dapat terjadi secara alamiah walaupun jarang bertemu secara pandang mata; namun demikian berkat doa-doa dan pimpinan Tuhan apa yang direncanakan baik secara formal maupun non formal dilakukan secara bersama-sama dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masing-masing lembaga terutama kepada masyarakat kecil sebagai subyek program.
Masalah komunikasi sering merupakan hambatan di daerah-daerah karena keterbatasannya jaringan dan lain-lain, namun demikian sarana komunikasi dari Sumba untuk saat ini sudah cukup menunjang.
6. PENUTUP :
Hubungan kemitraan yang sudah terjalin ini antara P3H dengan GKS dan yayasan-yayasannya diharapkan akan membawa dampak positif dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan dan pengembangan program pelayanan yang holistik pada masa-masa yang akan datang.
Penulis :
Semuel Takanjanji (Direktur Pelaksana Yayasan KPS-GKS)
-----------------------------------------------
ARTIKEL DEPAN
Perpustakaan Kita
Pada edisi lalu, kami sedikit banyak telah mengupas keseharian serta ‘dapur’ kantor P3H. Rasanya tidak lengkap kalau kami tidak mengajak pembaca yang budiman berjalan-jalan mengunjungi sisi lain dari kantor P3H yang mungil ini. Mungkin belum banyak yang mengetahui, oleh karena itu ini perlu dikabarkan pada pembaca sekalian, bahwa P3H memiliki perpustakaan!
Kalau Anda berkunjung ke Cemara 23, anda akan kami sambut dan kami bawa ke ruangan berukuran 3x5 m ini. Wah, apa yang menarik? Memang menjadi tidak menarik andai saja pikiran kita langsung mengarah ke perpustakaan yang biasa kita kunjungi. Buku dan buku, membaca harus berdiri, mencari buku melalui kotak katalog yang melelahkan untuk dibaca satu-satu. Pengap dan berdebu. Tidak ada tempat duduk untuk membaca.
Tapi tunggu dulu, ada yang lain di perpustakaan kita. Setelah melalui proses persiapan yang panjang dan reinventarisasi koleksi buku, kami para ‘koki’ di dapur P3H, memperkenalkan sebuah perpustakaan bagi pembaca yang berkeinginan mengunjungi dan haus akan informasi seputar Community Development, Humaniora, Manajemen, panduan Pelatihan, Micro Credit Development, Pelayanan Holistik hingga novel Pelican Brief.
Ada sekitar 300-an koleksi buku dan non-buku, dari buku pengetahuan dan non-buku berbentuk manual (buku pegangan), buletin dan majalah dalam bahasa Inggris maupun Indonesia. Buku-buku tersebut diperoleh dengan cara membeli ataupun pemberian dari seseorang atau lembaga mitra lain dan sebagian kecil koleksi pribadi. Tidak hanya itu, kami juga menyediakan beberapa koleksi Compact Disc (CD) dokumentasi yang berisi aktivitas pelayanan P3H yang pernah dilakukan dan CD berisi materi pelatihan, antara lain pelatihan pengembangan kapasitas masyarakat maupun organisasi, dan masih banyak lagi.
Sekalipun tidak diresmikan secara simbolis, tetapi perpustakaan ini siap untuk dikunjungi kapan saja. Pengunjung dapat membaca di ruang baca yang tersedia di samping rak buku atau di meja panjang di depan perpustakaan. Sedangkan untuk mencari buku, pengunjung dapat menggunakan Self Access Computer alias mengutak-atik sendiri katalog di komputer berdasarkan jenis, klasifikasi, pengarang, penerbit maupun judul bukunya. Ruang tersebut didesain sedemikian rupa untuk memberi kemudahan bagi siapa saja yang ingin berdiskusi atau membaca sendiri jauh dari keramaian sekelilingnya. Tentu saja, bagi para pembaca yang ingin mengunjungi perpustakaan P3H, dengan senang hati kami akan menyambutnya. Bagi yang jauh, kapan-kapan kalau jalan-jalan ke Salatiga bisa mampir. Kami berharap perpustakaan sederhana ini menjadi milik kita semua, seluruh anggota P3H.
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut